KABARPEMUDA.id—Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir dipanggil Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Istana Merdeka, Jakarta pada Senin (2/1/2023). Hal itu berkenaan dengan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di Kabupaten Sumedang untuk menurunkan penanganan kasus stunting.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang mendampingi Bupati Sumedang usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi mengatakan bahwa sesuai dengan arahan dari Presiden Jokowi, yang meminta kabupaten/ kota untuk didorong menerapkan SPBE seperti halnya Kabupaten Sumedang dan memerintahkan Menkes untuk berkoordinasi dengan MenPAN-RB.
“Sumedang merupakan salah satu kabupaten yang menerapkan SPBE dengan baik sebagai basis data dalam menurunkan kasus stunting di daerah. Untuk itu, Bapak Presiden mengimbau kabupaten/kota lainnya untuk dapat mereplikasi implementasi dari Kabupaten Sumedang,” ujar Menkes.
Selain itu, Budi mengatakan Presiden menginstruksikan Bupati Sumedang untuk dapat membantu secara langsung daerah-daerah yang masih memiliki angka kasus stunting yang masih tinggi.
“Khusus untuk stunting, beliau (Presiden) menyarankan agar ditentukan di bawah koordinasi Bapak Wapres, Bapak Menko PMK, dan Kepala BKKBN, untuk memilih, bisa 20, 30, atau sampai 50 kabupaten/kota yang memang sudah baik nilai SPBE-nya, juga stunting-nya tinggi, agar apa yang sudah dilakukan di Sumedang ini bisa langsung direplikasi,” tutur Budi.
Bukan Sebagai Bupati
Budi menuturkan bahwa Sesuai arahan Presiden, Bupati Sumedang langsung dikirim ke sana untuk bisa membantu replikasi. Bukan sebagai pejabat Bupati, tapi langsung dikirim untuk langsung bisa mereplikasi, membantu bupati dan wali kota di daerah-daerah yang nilai stunting-nya masih tinggi, tapi nilai SPBE-nya mencukupi agar bisa segera mengulangi suksesnya Bupati Sumedang.
Lebih lanjut, Budi menambahkan bahwa di samping sistem pemerintahan berbasis elektronik yang baik, Kabupaten Sumedang juga memiliki proses bisnis dan sistem data yang terintegrasi.
“Selain membangun sistem pemerintahan berbasis elektronik yang bagus di Sumedang, juga sudah berhasil mengorkestrasi orangnya, business process-nya, dan sistem data elektroniknya menjadi satu, sehingga beberapa program pemerintahan, bukan hanya stunting sebenarnya, beliau (Bupati Sumedang) juga sudah memperbaiki program kemiskinan, program kemudahan memberikan izin, itu jadi jauh lebih baik,” tutur Budi.
Sementara itu, Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mengatakan aplikasi berbasis teknologi yang dinamakan sistem pencegahan stunting terintegrasi (Simpati) turut berkontribusi dalam penanganan stunting di Sumedang. Melalui platform tersebut, seluruh pemangku kepentingan mampu memahami cara mengatasi stunting.
“Kedua (pemangku kepentingan) paham bagaimana menggunakan aplikasi Simpati karena setiap bulan penimbangan balita, posyandu kami menginput data lingkar kepala, berat badan, tinggi badan, kemudian di setiap desa itu nanti ada berbagai kendalanya,” ujar Dony Ahmad Munir
Dari Sumedang Untuk Negara
Dony juga menjelaskan, aplikasi tersebut menyajikan sejumlah data dan informasi yang jelas seperti desa dengan angka prevalensi stunting yang tinggi, data statistik anak yang terkena stunting, hingga penyebab terjadinya stunting di desa tersebut. Dengan data yang ada, Dony menyampaikan penanganan stunting di setiap desa akan berbeda sesuai dengan kendala yang dihadapi.
“Jadi tiap desa ada kendala, permasalahan stunting yang berbeda-beda, kemudian melalui artificial intelligence kita kasih rekomendasinya. Jadi penanganan stunting diintervensi tiap desa berbeda. Inilah bagian dari mengkolaborasikan, mengorkrestasikan seluruh komponen yang ada untuk menangani stunting,” tambah Dony.
Lebih lanjut Dony menuturkan, aplikasi Simpati itu selanjutnya akan diberikan kepada pemerintah melalui Kementerian Kesehatan agar dapat direplikasi oleh daerah lain. Menurutnya, dalam pertemuan tersebut, Jokowi memintanya berkeliling ke setiap provinsi guna memastikan replikasi tersebut berjalan baik.
“Aplikasinya pun tentunya kita berikan lewat Pak Menkes karena inilah kontribusi, mudah-mudahan, dari Sumedang untuk negara Indonesia, bagaimana kita berkewajiban tidak boleh meninggalkan generasi yang lemah,” pungkasnya.***