KABARPEMUDA.id – Indramayu – Tradisi kliwonan merupakan sebuah upacara yang dilakukan pada setiap neptu Jumat Kliwon.
Masyarakat Desa Kertajaya Kecamatan Bongas Indramayu, mempercayai bahwa hari Jumat Kliwon di anggap sakral. Sehingga muncul nilai akulturasi antara nilai spritual itu sendiri dengan manusia dalam beragama. Kamis malam ( 19/1/2024 ).
Adanya akulturasi kemungkinan disebabkan faktor hubungan timbal balik antara Islam dengan budaya lokal. tradisi Kliwonan sendiri sudah ada sejak zaman nenek moyang.
Kepala Desa Kertajaya , Warkani mengatakan, di malam Jumat Kliwon, agama islam memasukkan ritual yang berwujud doa-doa, ziarah kubur, pengadaan yasinan, bersih benda pusaka dsb.
Maka dari itu, dikarenakan ritual ini dilakukan pada malam Jumat Kliwon maka disebut dengan budaya Kliwonan.
Setelah mengetahui tentang tradisi kliwonan sebagai bentuk dari akulturasi budaya islam, maka dapat disimpulkan bahwa tradisi ini sampai sekarang masih banyak dilakukan oleh masyarakat.
Dapat dilihat dari ramainya makam-makam saat jumat kliwon, pengadaan slametan dan jamasan pusaka bagi masyarakat yang mempunyai keris, kliwonan ini sangat bermakna bagi masyarakat sebagai ciri dari kearifan lokal itu sendiri.
Dikatakan warkani, Sebagian orang mungkin sering mengaitkan malam Jumat Kliwon dengan hal berbau mistis. Tapi tidak dengan masyarakat kertajaya yang menjadikannya sebagai malam yang sangat di nanti-nanti dan penuh dengan kegembiraan.
Mulanya, tradisi ini diadakan dengan maksud mengenang jasa leluhur dan nenek moyang yang dulunya telah membangun daerah kertajaya. Seiring berjalannya waktu, Kliwonan di daerah Kertajaya banyak mengalami perubahan dari bentuk dan fungsi yang sesungguhnya.
Dalam tradisi Kliwonan ini, warga melakukan tradisi berupa upacara ngalap berkah (mencari berkah)
Juga mengandung nilai dan makna filsafat. Di dalamnya terkandung nilai etis, estetis, kultural dan religius yang terungkap dalam ekspresi simbolis dalam ritual tradisi Kliwonan.
Pendekatan yang digunakan adalah filsafat budaya, makna suatu tradisi yang menjadi sumber nilai yang mendorong berlangsungnya tradisi budaya lokal Kliwonan bertahan sampai sekarang dalam perspektif filsafat budaya.
Mengungkap dan menginterpretasikan perbedaan persepsi masyarakat dalam menghadapi tradisi Kliwonan.
Suatu fenomena yang menarik dari ritual tradisi Kliwonan, melalui dzikir dan tahlil yang banyak menyedot perhatian masyarakat berbagai kalangan.
Dengan makna ritual dan simbol yang lestari sampai sekarang walaupun ada yang pro dan kontra terhadap tradisi Kliwonan namun tidak menimbulkan konflik karena tradisi Kliwonan dapat berfungsi integratif sebagai sistem budaya.