KABARPEMUDA.id – Pesantren kilat di Pondok Pesantren Internasional Asy Syifaa Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang diikuti 94 kepala desa dan lurah se-Kabupaten Bandung pada Senin (27/11/2023).
Terlihat, Bupati Bandung Dadang Supriatna membuka langsung pelaksanaan kegiatan tersebut.
Para pesertanya kepala desa dari daerah pemilihan (dapil) 6 dan 7 yang meliputi Kecamatan Kertasari, Pacet, Ciparay, Baleendah, Pangalengan, Cimaung, Banjaran, Pameungpeuk, dan Kecamatan Arjasari.
“Pesantren kilat yang diikuti para kepala desa dan lurah ini merupakan tahap pertama dilaksanakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung bekerjasama dengan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung dan Pondok Pesantren Internasional Asy Syifaa,” kata Dadang.
Dikatakan, nantinya akan dilaksanakan pesantren kilat tahap kedua para kepala desa dan lurah se-Kabupaten Bandung yang hari ini belum menjadi peserta dari 270 kepala desa dan 10 lurah di Kabupaten Bandung.
“Sebelumnya, pesantren kilat yang dilaksanakan Pemkab Bandung dengan peserta Bupati Bandung, Sekda Kabupaten Bandung dan jajaran Kepala Dinas se-Kabupaten Bandung. Kemudian pesantren kilat dengan para peserta yaitu para Camat, selanjutnya Sekretaris Dinas dan Kepala Bidang,” ujar dia.
Pimpinan Pesantren Internasional Asy Syifaa Abuya KH Muhammad Muhyiddin Abdul Qodir Al-Manafi, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik Universitas Islam Negeri Gunung Djati Bandung Dadan Rusmana, Kepala DPMD Kabupaten Bandung Tata Irawan Sobandi juga turut hadir pada acara pembukaan pesantren kilat kepala desa dan lurah se-Kabupaten Bandung itu.
Pesantren kilat tahap pertama kepala desa dan lurah Se-Kabupaten Bandung tahun 2023 itu, dengan tema “Pelayanan publik berkarakter Bedas dalam penguatan aparatur desa dan kelurahan yang berakhlak mulia”.
” Pesantren kilat ini sebagai upaya serius dalam rangka mendukung visi Pemkab Bandung, yaitu terwujudnya masyarakat Kabupaten Bandung yang bangkit, edukatif, dinamis, agamis dan sejahtera (Bedas),” ucap Dadang.
Dikatakan, kegiatan pesantren bagi kepala desa ini merupakan implementasi penjabaran misi ke-4 yaitu mengoptimalkan tata kelola pemerintahan melalui birokrasi yang profesional, dan tata kehidupan masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan.
“Tahun 2023 ini adalah tahun yang cukup berat, dimana tahun ini situasi sosial, ekonomi masih bergejolak dan tidak
menentu atau disebut sebagai era vuca “volatility, uncertainty, complexity and ambiguity”, sekaligus tahun politik menjelang tahun 2024 pelaksanaan pemilihan umum,” ujar dia.
Ia berharap kepada para kepala desa dan kelurahan untuk menjaga kondusifitas wilayah.
Bahkan, ia mengharapkan seluruh kepala desa dan lurah melalui program dan kegiatan masing-masing, dapat mendorong seluruh jajarannya agar semakin meningkatkan akselerasi kinerja, khususnya pelayanan publik dengan kerja profesional.
“Sebagai seorang pemimpin di lingkungan kerja masing-masing agar yang mengelola secara langsung layanan kepada masyarakat, baik kepala desa maupun lurah senantiasa harus bergerak cepat, responsif dan aktif memantau keselarasan program dan potensi yang ada (SDM-Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana), dalam mewujudkan visi Pemerintahan Kabupaten Bandung, khususnya terhadap berbagai persoalan dan situasi di tengah masyarakat desa,” ujarnya.
“Pimpinan wilayah harus menuju birokrasi yang kompetitif, birokrasi yang berani meninggalkan zona nyaman, mampu merespon segala bentuk perubahan dan senantiasa berinovasi,” tutur Kang DS.
Semoga para santri-santriwan dari para kepala desa dan lurah itu, untuk tetap jaga integritas, profesional, dan loyalis.
Menurut dia, hndari tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ketentuan. Mari kita sama-sama wujudkan birokrasi yang handal, efektif, efisien dan berintegritas.
“Diharapkan, melalui pelaksanaan pesantren kilat ini para peserta mendapat penyegaran dan semangat dalam mengupayakan komitmen pelayanan menjadi pelayanan yang berkarakter Bedas,” ujar Dadang.
“Kemudian, internalisasi nilai-nilai spritual yang diberikan oleh Abuya sebagai Pimpinan Pondok Pesantren diharapkan dapat mengasah nilai-nilai afektif dan kognitif kita bersama dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, baik dalam bermasyarakat, bekerja sebagai pelayanan masyarakat, khususnya sebagai insan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT,” ujarnya.***