KABARPEMUDA.id–Peringatan Hari Bhayangkara yang mengusung tema “Polri Presisi untuk Negeri” Pemilu Damai Menuju Indonesia Emas. Tema ini menggambarkan komitmen Polri dalam beradaptasi dengan perkembangan yang semakin pesat serta mengajak masyarakat untuk menjadi cerdas dalam menghadapi tantangan.
Namun tahukah anda, bahwa dalam sejarahnya, orang yang mengemban jabatan setara dengan Kepala Kepolisian Republik Indonesia sudah ada sejak 29 September 1945.
Dilansir dari laman Museum Polri, Presiden Sukarno melantik R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN) pada 29 September 1945. R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo inilah yang mengusahakan agar kepolisian lebih independen.
Djawatan Kepolisian Negara
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dalam sidang PPKI kedua pada tanggal 19 Agustus 1945, diputuskan bahwa Djawatan Kepolisian Negara akan berada di bawah Kementerian Dalam Negeri.
Kemudian, pada tanggal 29 September 1945, Presiden Sukarno melantik R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo sebagai Kepala Kepolisian Negara (KKN).
Namun, Djawatan Kepolisian Negara mengalami kendala dalam bekerja secara efektif karena hanya bertanggung jawab pada masalah administrasi kepada Kementerian Dalam Negeri. Sedangkan, masalah operasional menjadi tanggung jawab Jaksa Agung.
Selain itu, lembaga kepolisian tidak memiliki hubungan komando vertikal dengan provinsi maupun kabupaten. Di tingkat karesidenan, secara organisatoris kepolisian berada di bawah residen, dan di tingkat kabupaten berada di bawah Bupati.
Pemisahan dari Kementerian Dalam Negeri pada 1 Juli 1946
Nah , atas dasar itulah R.S. Soekanto mengajukan pertimbangan kepada pemerintah melalui Perdana Menteri saat itu, Sutan Sjahrir, mengajukan pertimbangan tentang pentingnya melakukan perubahan kedudukan Kepolisian Negara menjadi Kepolisian Nasional.
Pada tanggal 1 Juli 1946 pemerintah mengeluarkan Surat Penetapan No. 11/S-D Tahun 1946 dengan keputusan, mengeluarkan Djawatan Kepolisian Negara dari lingkungan Kementerian Dalam Negeri menjadi jawatan tersendiri dan langsung berada di bawah Perdana Menteri.
Hingga saat ini Hari Ulang Tahun Kepolisian Republik Indonesia yang lebih akrab dengan HUT Bhayangkara memasuki ke-77 tahun. Mengutip beberapa tulisan sejarah kepolisian setidaknya menjadi motivasi akan harapan institusi pelindung dan pengayom masyarakat.
Hoegeng Ikon Polisi Jujur
Sosok yang dikenal sebagai “Polisi Jujur” tak akan pernah lepas dari nama Hoegeng. Mantan Kapolri ini seolah tak akan lepas dari momen Ulang Tahun Kepolisian atau Hari Bhayangkara ke-77.
Namanya kerap menjadi perbincangan karena sifatnya yang terkenal jujur.
Hoegeng merupakan anak dari Sukarjo Hatmojo yang pernah menjabat sebagai kepala kejaksaan di Pekalongan.
Hoegeng menempuh pendidikan di beberapa daerah. Setelah menyelesaikan sekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Pekalongan, Hoegeng melanjutkan studinya di Algemeene Middelbare School (AMS) Yogyakarta.
Selama berada di Yogyakarta, Hoegeng mendirikan sebuah band Hawaian. Melalui band ini, ia mendapatkan tambahan penghasilan untuk biaya hidupnya.
Pada 1950, Hoegeng sempat mengikuti sebuah Kursus Orientasi di Provost Marshal General School di Military Police School Port Gordon, Georgia, Amerika Serikat.
Dimulai dari situlah karier Hoegeng di kepolisian melesat. Pada 5 Mei 1968, Hoegeng diangkat menjadi Kepala Kepolisian Negara menggantikan Soetjipto Joedodihardjo.
Namun, tiga tahun kemudian, tepatnya pada 2 oktober 1971 mengakhiri masa jabatannya. Posisi Hoegeng kemudian digantikan oleh Mohamad Hasan.
Hoegeng pernah melakukan pembenahan di beberapa bidang, terutama menyangkut dengan struktur organisasi di tingkat Mabes Polri saat menjabat sebagai kepala kepolisian.
Hoegeng wafat dalam usia 82 tahun pada 15 Juli 2004 di Jakarta dan dimakamkan di Taman Pemakaman Bukan Umum atau TPBU Giri Tama, Kemang, Kabupaten Bogor Jawa Barat.
Hari Bhayangkara ke-77 ini setidaknya nama Hoegeng pun masih terbesit sebagai Polisi jujur yang menjadi harapan masyarakat.
Dirgahayu Kepolisian Republik Indonesia ke-77.***