KABARPEMUDA.id-– Sejumlah warga menyampaikan keluh kesah kepada komisi IV DPRD Kabupaten Sumedang terkait isu rencana beroperasinya TPSA Cijeruk dengan mengadakan audensi di Balai Desa Cijeruk Kecamatan Pamulihan, Jum’at (27/10/2003).
Sebelumnya Forum komunikasi warga bersurat tentang permintaan audensi dan mendapat respon cepat hingga komisi DPRD IV Kabupaten Sumedang bersama instansi – instansi terkait hadir untuk menampung semua keluhan masyarakat terkait isu rencana dioperasikannya TPSA Cijeruk yang dihadiri Forkopimcam Pamulihan serta kepala Desa Cijeruk dan juga Kades Cigendel Desa Pamulihan.
Seperti yang disampaikan juru bicara Komisi IV DPRD Sumedang Dedi, dalam uraiannya menyampaikan, kalau pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyampaikan apa yang jadi kendala dan keberatan warga yang dimuat dalam berita acara untuk rekomendasi ke tingkat Provinsi dan Kementrian Pusat, supaya cepat mendapat tanggapan dalam penyelesaiannya.
Pada audensi tersebut, beberapa orang perwakilan dari warga menyampaikan pendapatnya seperti yang diungkapkan Hendra Haerudin, Koordinator Forum Komunikasi Warga Lembur Sawah, dengan tegas menolak adanya TPSA Cijeruk karena menurutnya beberapa aspek terdapat kejanggalan dan harus benar – benar dikaji ulang atau lebih didalami.
“Diawali beberapa tahun kebelakang, saya sudah murni menolak dengan dijadikannya lingkungan kami sebagai tempat pembuangan sampah, yang mana tak dapat dipungkiri selain akan menggangu kenyamanan, kebersihan, ketentraman dan juga pencemaran udara dan air bersih serta terlebih posisi TPSA sendiri berada di lereng bukan di lembah,” keluhnya.
Hal itu, tambah dia, tidak menutup kemungkinan sangat mengkhawatirkan kedepannya, seperti yang pernah terjadi di beberapa TPSA di luar Kabupaten Sumedang.
Hendra juga mengungkapkan bahwa lingkungan jalur atau akses menuju TPSA merupakan lingkungan aktif, dimana banyak anak yang berlalu lalang. “Dari pagi berangkat sekolah, sampai sore untuk pergi mengaji dan juga beberapa aktivitas warga untuk mencari nafkah,” ujarnya.
Dikatakan Hendra, pihaknya sangat mendukung program pembangunan pemerintah yang terlebih lagi untuk kemajuan masyarakat dan Kabupaten Sumedang khususnya, tapi terkecuali untuk TPSA.
“Di lingkungan kami ini kalau memungkinkan untuk alih fungsi bisa jadi membangun Rumah sakit, Lapas, atau tempat apa saja apalagi jadi tempat wisata yang akan berkaitan erat dengan sejarah Cadas Pangeran,”tegasnya.
Tak Diajak Sosialisasi
Sementara itu Toto perwakilan dari Karang Taruna Desa Cijeruk menambahkan, jika dirinya sangat menyayangkan pemilihan Desa Cijeruk sebagai TPSA. Karena menurutnya, yang diketahuinya dari 11 titik yang menjadi rencana pembangunan TPSA, tetapi mengapa akhirnya mesti di Cijeruk yang lingkungannya justru tidak masuk ke titik rencana tersebut.
“Selain itu kami juga minim dibawa dalam sosialisasi tentang adanya TPSA ini. Karena yang saya ketahui, hanya beberapa warga yang terjalur akses yang diprioritaskan,” ungkapnya.
Dalam acara audensi itu, semua keluhan dan aspirasi warga, selanjutnya di tampung terlebih dahulu oleh instansi terkait, terutama oleh Komisi IV DPRD.
Sebelum diakhiri, himbauan dari pihak keamanan TNI-POLRI yang berpesan agar semua pihak menjaga kondusifitas agar terwujudnya situasi Kamtibmas dan berharap semoga dalam audensi dan juga silaturahmi ini secepatnya ada titik terang yang disepakati semua pihak dan menjadi jalan terbaik.***