KABARPEMUDA.id—Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, menyampaikan hasil penelitian mengenai sesar atau patahan yang mengakibatkan gempa bumi di Cianjur. Hal itu disampaikan BMKG dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (8/12/2022).
Kepala BMKG, menjelaskan bahwa gempa yang sewaktu-waktu bisa kembali terjadi itu, akan menyebabkan bangunan-bangunan terdeformasi dan bisa mengalami getaran yang kuat kemudian runtuh.
“Setelah melalui penelitian kembali mengenai sesar atau patahan yang ada mengakibatkan gempa Cianjur, ternyata bukan dari Sesar Cimandiri, melainkan ada patahan yang diberi nama patahan Cugenang” ungkapnya.
BMKG mengatakan bahwa daerah-daerah yang dilalui oleh sesar aktif tersebut harus dikosongkan untuk mengurangi dampak kerusakan baru.
Dwikorita, menjelaskan bahwa gempa bumi dipicu oleh pergeseran sesar aktif baru, yakni Cugenang yang melintasi beberapa desa di dua kecamatan. Patahan Cugenang itu memanjang sejauh 9 kilometer, sementara radius berbahaya kiri kanannya membentang selebar 300 – 500 meter.
Kepala BMKG itu lalu mennghimbau kepada pemerintah untuk memperhatikan sesar aktif lainnya sebagai acuan tata ruang wilayah.
Desa yang dilalui zona patahan Cugenang adalah Ciherang, Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, dan Benjot.
Berdasarkan hasil survei lapangan, zona berbahaya yang direkomendasikan untuk direlokasi mencapai 8,09 kilometer persegi dan total bangunan sebanyak kurang lebih 1.800 rumah.***