KABARPEMUDA.id – Penurunan omzet dialami pengrajin mebel berbahan kayu di Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu.
Hal tersebut, imbas dari sepinya pesanan buah karya perajin seperti kusen dan bingkai dari kayu.
Diungkapkan Masduki, warga Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu.
Menurut dia, pengrajin mengalami penurunan pendapatan secara drastis dibanding tahun lalu.
“Ada juga penjualan di tahun ini tapi tidak sekencang tahun 2019 lalu. Waktu awal pandemi pun masih lumayan kencang penjualan, tapi tahun ini agak sepi dan berkurang sampai 50 persen,” ungkap Masduki, Selasa (9/1/2024).
Dikatakan Masduki, untuk tahun 2024 ini tak seorang pun memesan barang yang dibuatnya, sangat berbeda dibanding tahun sebelumnya.
Adapun aneka jenis perabot yang dijual mulai dari bingkai, kusen dan lain-lain.
Namun, hal ini berbanding terbalik dengan harga bahan baku dan transportasi yang meroket dari 10 hingga 30 persen.
“Kita banting harga, yang penting laku dan barang tak tertahan disini saja. Penjualan kita lagi lesu malah harga bahan baku pum naik,” ucap dia.
“Daripada kita menahan harga dan tak laku, lebih bagus kita jual, asal tidak rugi kayu, urusan tenaga gak diperhitungkan,” ujarnya.
Tahun ini memang pendapatan berkurang, tapi yang penting usaha tetap jalan.
Masduki mengeluhkan turunnya omzet penjualan akibat sepinya permintaan.
Ia mengaku penjualannya menurun secara drastis yakni mencapai 50 hingga 80 persen.
Meski sudah berjualan sejak puluhan tahun dan memiliki pelanggan tetap, hal demikian tidak serta-merta menjamin penjualannya tetap melejit.
“Sistem pembelian dari pelanggan itu menunggu persediaannya habis, biasanya sebulan sekali pasti belanja, tetapi sekarang tak satupun orang memesan kusen,” jelas Masduki
“Bagaimanapun kami tetap menggunakan kualitas bahan yang baik, dan mengedepankan kepuasan konsumen,” ujar dia.
Meski omzet menurun, ia selalu mengedepankan kepuasan konsumen dengan tidak mengganti bahan baku.
“Kami tetap konsisten menggunakan kayu sesuai permintaan,” ungkap Masduki.
Masduki mengaku, lebih baik banding harga dan barang terjual daripada tidak ada yang terjual sama sekali.
“Kami berharap semoga penjualan bisa kembali normal,” ujarnya. (Uri Damuri)***