KABARPEMUDA.id – Nuswantara Muda bersama elemen masyarakat dan komunitas pecinta sarung menggelar Festival Sarung Majalaya ke Tiga, Selasa (27/02/2024).
Kegiatan tersebut untuk meningkatkan dan mengembalikan stabilitas perekonomian di Majalaya yang dilaksanakan di alun-alun Majalaya selama tiga hari mulai dari 27-29 Februari 2024.
Selama tiga hari beberapa rangkaian kegiatan FSM ke tiga ini diantaranya ada Workshop, Talkshow, Lomba Fashion Show, Street Fashion Show, Musik, Kirab Sarung Majalaya, dan ditutup oleh Istighosah bersama.
Sebab dulu Majalaya pernah mencapai puncak kejayaan sebagai pusat perekonomian di Indonesia dengan produksi sarungnya, hingga di juluki kota Dollar.
Ketua Nuswantara Muda, Bezie menyampaikan bahwa kegiatan FSM (festival Sarung Majalaya) Part 3 ini mendapat ridho dari Maulana Habib Luthfi bin Aly bin Yahya.
“Alhamdulillah sebelum melaksanakan kegiatan ini saya sowan ke Abah Luthfi, beliau sangat apresiasi dengan adanya kegiatan FSM,” kata Bezie.
Bahkan, kata Bezie, beliau sangat senang saat diberi kain hasil jahitan asli Majalaya.
Kegiatan FSM ke tiga ini dihadiri oleh Polresta Bandung, Dinsos jabar, Dirparpora Jabar, Kepala BPK Wilayah XI, juga Ibu Risma Kemensos RI meski melawati Vidio Call karena berhalangan untuk hadir langsung.
Tidak hanya itu, kegiatan FSM ke tiga ini, dalam pembukaannya di meriahkan oleh seni pencak silat Gajah Putih dari Majalaya.
Dalam sambutannya, KH. Mashudi menerangkan Baginya suksesnya sebuah acara bukan dilihat banyak nya orang, meski sedikit justru nilai kekeluargaan yang saya rasakan tercipta dalam kegiatan ini.
“Sarung Majalaya pernah mendunia, mudah-mudahan di pertahankan sampai kapanpun untuk membangkitkan ekonomi dan Majalaya menjadi kota dollar kembali,” tuturnya.
Dikatakan, untuk generasi muda Majalaya, ingatlah waktu itu, seburuk-buruknya generasi adalah generasi yang membanggakan masa lalu.
“Wahai generasi muda Majalaya, anda akan memasuki generasi emas, berkaitan dengan sarung itu sesuatu yang sangat praktis dan demokratis, oleh karena itu dengan adanya Festival Sarung Majalaya ke 3 ini, ekonomi kreatifnya bangkit kembali sehingga mampu menetaskan kemiskinan di Majalaya,” ujar KH. Mashudi.
Sementara itu, Kepala Balai Pelestari Kebudayaan Wilayah IX, Dwi Ratna mengatakan ada macam-macam jenis batik sarung.
“Mudah-mudahan ini terus bisa di inovasi dan di kreasikan juga Filosofinya tetap dipakai supaya mengandung arti ataupun fashion yang bermakna Khas, sehingga sarung Majalaya ini kembali dilirik oleh Nasional hingga Internasional,” tutup Dwi Ratna.