KABARPEMUDA.ID — Mapag Sri, merupakan salah satu adat/budaya masyarakat Indonesia khususnya Jawa dan Sunda yang dilaksanakan untuk menyambut datangnya panen raya.
Juga, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.
Mapag Sri apabila ditilik dari bahasa Jawa halus mengandung arti menjemput padi. Dalam bahasa Jawa halus, mapag berarti menjemput, sedangkan sri dimaksudkan sebagai padi.
Maksud dari menjemput padi adalah panen. Mapag Sri dilaksanakan dengan maksud sebagai ungkapan rasa syukur para petani kepada Tuhan Yang Maha esa karena panen yang diharapkan telah tiba dengan hasil yang memuaskan.
Hal itu terlihat di Desa Mangunjaya Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu yang menggelar kegiatan adat mapag sri.
Dihadiri secara langsung oleh Forkompimcam Anjatan dan kegiatan diawali dengan doa bersama yang dilanjutkan dengan panen perdana.
Kuwu Mangunjaya, H. Nurhakim menjelaskan, adat dan budaya Indonesia sangat beranekaragam, karena begitu banyak warisan dari para leluhur kita.
“Kita sebagai generasi penerus sudah sepantasnya dan sepatutnya untuk melanjutkan tradisi adat dan budaya yang dari dulu telah ada, karena hal tersebut merupakan bagian dari pembentukan karakter dan jati diri kita.” ujarnya.
Kuwu Mangunjaya menambahkan, Di Indramayu sendiri khususnya di Desa Mangunjaya sudah menjadi tradisi dan sering kita laksanakan tiap tahunnya, salah satunya yang pada hari ini kita laksanakan yaitu acara adat desa mapag sri. Senin, ( 30/9/2924 ).
“Acara ini merupakan bentuk syukur kita kepada Allah swt serta menjalin tali silaturahmi antar warga masyarakat sehingga tercipta kondisi yang saling asah asih dan asuh.” tambahnya.
Disamping itu, Kuwu Mangunjaya berharap ketika panen di Desa Mangunjaya semoga hasil yang melimpah dan dapat dilancarkan.
Sementara itu, Camat Anjatan Drs. Uus Wuspito mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan ini, adat mapag Sri adalah warisan nenek moyang yang patut dihargai. (Uri Damuri)***