KABARPEMUDA.id—Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Sumedang, menjadi korban penipuan Agen penyalur tenaga kerja. Setidaknya 10 Orang PMI yang saat ini terlantar dan disekap di penampungan di Riyadh, Arab Saudi.
Dilansir dari TribunJabar.id yang memuat percakapan telepon dengan salah seorang korban asal Cipacing Permai, Desa Cipacing, Jatinangor, Sumedang.
“Kami mohon bantuan kepada Presiden Jokowi, Pak Ridwan Kamil, dan Pak Dony Ahmad Munir. Kami sudah tidak tahan, kami ingin pulang ke Indonesia,” kata Elia Ferliana (35), PMI asal Perumahan Cipacing Permai, Desa Cipacing, Jatinangor, Sumedang kepada TribunJabar.id melalui sambungan telepon, Sabtu (10/12/2022) dini hari.
Elia dan 9 orang dari Sumedang lainnya mengaku sudah dua bulan lebih berada di Riyadh. Dirinya mengungkapkan di penampungan itu ada sekitar 200 orang asal Indonesia, tepatnya di Gedung Arco (Agen tenaga kerja di Riyadh).
Di penampungan itu, mereka dilarang berhubungan dengan dunia luar. Dan dirinya mengungkapkan bahwa seluruh PMI dilarang menggunakan handphone sehingga sulit untuk menghubungi pihak keluarga.
Ada sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh penyalur tenaga kerja itu, sebab dari awal mereka diiming-imingi pekerjaan yang cepat dan gaji yang besar.
Elia mengaku bahwa dirinya berangkat melalui agen penyalur asal Tanjungsari.
“Oleh penyalur, kami dijanjikan menjadi pekerja rumah tangga (PRT), namun sudah dua bulan tidak mendapat pekerjaan. Mau pulang ke Indonesia pun tidak boleh, tetapi kami malah disekap, kami mohon pertolongan kepada semuanya, kami ingin pulang ke Indonesia,” kata dia.
Selain itu, kata dia, ia merasa tertipu oleh pihak penyalur lantaran tidak menggunakan visa kerja, melainkan menggunakan visa umrah.
“Sudah berbulan-bulan kami tidak dipekerjakan, kami malah disekap, bahkan teman kami ada yang disiksa dan ditelanjangi, bahkan teman saya sudah satu tahun disekap,” pungkasnya.***